Google Cardboard Versi 2.0

Awalnya penasaran dengan aplikasi yang diusung oleh google sendiri di google play store, ada beberapa aplikasi yang bikin saya berdecak, salah satunya adalah aplikasi cardboard, kalau di simak dari profilnya sih semacam kacamata, bayangan saya berfungsi seperti kacamata 3D yang jaman dulu pernah booming di indonesia lewat sinetron khusus yang menganjurkan penontonnya memakai kacamata dengan lensa plastik warna biru dan merah. Saking boomingnya banyak penjual kacamata itu dijalan-jalan, sampai-sampai ada barang bajakannya, padahal kacamata itu hanya terdiri dari kertas dan plastik, versi bajakan dari kacamata 3d keluaran stasiun televisi bersangkutan yang mempunyai logo dan penanda hologram (wih sampai segitunya ya), maklum dulu teknologi tak seberkembang sekarang. Kembali pada cardboard, dugaan saya itu bertahan hingga saya memutuskan untuk mencobanya.

Ada beberapa fase sampai saya merasakan sensasi alat google paling murah meriah ini.

Fase pertama, adalah mencari tahu alat apa yang digunakan, dan saya menemukan ternyata itu terbuat dari kardus (ah begonya saya, cardboard kan dalam bahasa indonesia berarti kardus), google sendiri menyediakan mal atau cetakan dalam bentuk pdf yang bisa didownload untuk kemudian diprint dan dicetak dilembar kardus yang didapatkan, wah itu sih mudah, pikir saya, tapi apa begitu saja ? bagaimana selanjutnya ?

Fase kedua mencari tahu bagaimana cara kerjanya, dari sinilah saya baru agak ngeh, yang digunakan adalah smartphone kita, smartphone kita ditempelkan dikardus yang kita buat, tepat didepan mata, kemudian ditutup dan diberi karet agar tidak jatuh, wah ini juga bisa saya lakukan, sampai sini ngga ada masalah. Tapi dengan objek sedekat itu, mata kita ngga akan bisa fokus, kalau dipaksa bisa pusing karena dipaksi menjulingkan mata, lalu bagaimana ?

Fase ketiga, cara pakai. Dari hasil pencarian bagaimana memakai cardboard inilah saya ngerti bahwa smartphone memang ditempelkan, namun ada sepasang lensa tambahan yang digunakan, untuk menyesuaikan fokus mata, mungkin lensa cembung-cembung. Karena ngga tau dimana beli lensa cembung-cembung maka saya ini.

Fase keempat, instalasi aplikasi. Karena masih terkendala lensa, jadi saya putuskan untuk memasang aplikasinya dulu, ingin tahu apa yang ada diaplikasi itu. Cardboard pun terpasang, pada pembuka aplikasi, ada menu-menu aneh, layar terbagi 2, lalu fungsi tap atau sentuh untuk menu menu itu tidak bisa, menu apapun yang saya sentuh seolah tidak respon, keanehan lainnya adalah ketika saya gerakkan smartphone, menu itu seolah bergerak, bereaksi dengan gerakan ponsel saya, dugaan saya sementara adalah butuh alat khusus untuk menggerakkannya. Namun tanpa sengaja, salah satu menu itu terbuka, dan screen berubah jadi gambar pemandangan, namun tetap terbelah dua, dan ketika saya gerakkan smartphone saya, saya seolah sedang merekam ditempat yang ada discreen, ya saya ingat, ini foto 360, yang membuat kita seolah sedang ada ditempat dalam foto itu. Oooh begini cardboard itu, ya saya tahu, saya ingat sewaktu kecil, ada mainan yang mirip dengan teropong, bentuknya persegi, dengan alat itu kita bisa melihat foto dengan sensasi yang berbeda, pada mainan itu ada slot foto, tapi bukan sembarang foto, foto-foto yang didesain khusus untuk permainan jenis itu, foto-foto itu seukuran kuku, warnanya coklat transparan mirip negative film dan masing-masing foto berjajar membentuk lingkaran, bingkai lingkaran dari kertas, ada sekitar 12 foto atau lebih, diletakkan ditepi lingkaran, hingga mirip pizza, satu slice, satu foto. Nah bingkai lingkatan itu dimasukkan dalam teropong mainan dan bila tuas ganti foto ditekan maka bingkai foto lingkaran itu berputar ke slice berikutnya.
Dari dugaan saya itu, saya jadi agak merasa dibodohi oleh brand google, hahaha, bagaimana tidak, masa mainan jadul jadi produk google ? ditempeli embel-embel google agar tampak keren ?. Tanpa sadar perasaan itu justeru menjadi pertanyaan bagi saya, semacam setengah tak percaya, masa google yang terkenal modern, canggih dan inovatif mengeluarkan sesuatu yang sesepele itu. Ah mungkin tidak, ada sesuatu yang saya belum tahu.

Fase kelima, eksekusi. Akhirnya saya memutuskan untuk lebih ekstrim lagi dalam mencari tahu, yaaa, menambahkan kata kunci “jual” dan “harga” hahaha, saya putuskan untuk membeli cardboard. Kali ini keingin tahuan yang cukup ekstrim, dengan merogoh sisa saldo dibank, 200 ribu. Ada cardboard versi 1 yang jauh lebih murah, namun saya putuskan untuk yang terbaru saja sekalian, karena versi baru biasanya pengembangan versi pertama, dan lebih lama penggunaannya, karena keluaran versi berikutnya masih belum diketahui, dan antisipasi bila ada penyesalan setelah pembelian, karena produk pembandingnya hanya versi sebelumnya, yang jelas mempunyai kuantitas dibawahnya.

Setelah beberapa hari, akhirnya nyampe, paket cardboard terdiri dari :

  • Box Bungkus
  • Kardus Cardboard
  • Kolor karet
  • Stiker NFC
  • 2 lensa
  • Karet gelang pipih

Adapun penjelasan masing-masing isi paket sebagai berikut :

Bungkus Cardboard

kardus-cardboard-versi-2

kardus-cardboard-versi-2


Fungsinya mirip pembungkus korek api kayu, sehingga bila tidak dipakai bisa dimasukkan slot lagi. Agar lebih awet dan inilah salah satu pembeda dari cardboard v1.

Kardus Cardboard V2

cara-melipat-cardboard-v2

cara-melipat-cardboard-v2


Versi ini memudahkan pengguna yang ngga mau ribet, jadi pengguna tinggal melipat saja dan merekatkannya pada perekat kain yang telah ditempelkan.

Kolor Karet & Stiker NFC

isi-paket-cardboard-versi-2

isi-paket-cardboard-versi-2


Kolor karet nantinya tinggal ditempel di kardus sebagai pengikat kepala, dan NFC berfungsi sebagai pengenal alat ke smartphone, akan dijelaskan di bagian lain artikel ini.

Karet Gelang Pipih

Sebagai penahan ponsel android agar tidak bergeser atau melorot dan jatuh.

Tanpa basa-basi saya pun merangkainya, menjalankan aplikasi cardboard di smartphone dan meletakkannya pada tempat khusus dicardboard, daaaaan voila…. Walah…. Wiihh…jreenggg Hahaha, terntaya lebih keren dari mainan jadul tempo dulu, ternyata menu-menu yang awalnya tak tahu bagaimana pengoperasiannya kini jelas sudah, caranya adalah dengan mengarahkan titik putih yang terlihat pada screen, mengarahkannya dengan menggerakkan kepala, kemudian diatas cardboard ada tuas seukuran jari guna mengeksekusi tap. Pada kardusnya juga terdapat qr code, ketika kita scan maka akan terbuka aplikasi cardboard dan mendeteksi versi cardboard yang digunakan, ini bertujuan agar aplikasi yang menggunakan cardboard menyesuaikan dengan fitur-fitur versi 2. Oooooooo.

Cara Meletakkan Smartphone Android Pada Cardboard v2

cara-meletakkan-smartphone-cardboard-v2

cara-meletakkan-smartphone-cardboard-v2

Menu pertama yang saya pilih adalah demo, disana ada gambar statis 360 yang membuat saya bisa melihat pemandangan sekitar, setelah merasa bosan, saya melihat-lihat foto saya sendiri, namun tidak 360, seperti melihat slide di layar bioskop. Nah sekarang bagaimana dengan video, karena saya cukup narsis sehingga saya melihat video rekaman sendiri di gallery, hasilnya seperti menonton diri saya dibioskop memainkan film komedi yang singkat padat kurang jelas, hahaha.

Fungsi NFC Stiker Cardboard v2

Ah saya baru ingat, kalau ada stiker NFC pada paket, awalnya saya tak tahu apa itu, namun karena smartphone android saya ada fitur NFC mungkin harus dinyalakan, ketika saya nyalakan, tak terjadi apa apa, namun ketika saya tempelkan stiker pada bagian belakang smartphone, pada screen muncul keterangan “The tag is empty. To use it, download an NFC writer application”, kurang lebih artinya adalah butuh aplikasi tag NFC untuk menggunakannya. Mulailah lagi saya mencari aplikasi seperti apa, setelah mencoba beberapa aplikasi di google play store, ternyata kebanyakan berbayar, namun saya dapat wawasan kata kunci baru yaitu “trigger NFC” bukan keyword “tag NFC” seperti yang sebelumnya saya pakai, begitu menggunakan kata kunci tersebut saya langsung menemukannya, namanya sama yaitu “Trigger” dan ternyata fungsinya mirip tombol cepat untuk membuka aplikasi, namun bedanya adalah, kita tinggal menempelkan stiker NFC pada bagian belakang smartphone, lebih tepatnya pada logo NFC yang terletak pada bagian belakang smartphone android saya yang kebetulan jenis Sony Xperia T3. Saya install aplikasinya kemudian write tags dan pilih launch apps cardboard. Akan saya jelaskan lebih detail pada bagian lain pada artikel aplikasi virtual reality pada website ini

Sampai sini saya akhirnya tahu apa dan bagaimana cardboard versi 2.0 itu dan sensasi menggunakannya. Tak puas hanya menjalankan aplikasi cardboard dari google, saya pun kembali berkelana, dan menemukan ternyata ada game balap motor, game lebah terbang, yang membuat kita seolah terbang menembus gua, rollercoaster, bahkan ada yang berfungsi sebagai tur guide kota didunia. Ada juga video 360 yang bisa ditemukan di youtube, membuat sensasi makin nyata, seperti saat saya melihat perkenalan skuad baru barcelona di stadion neucamp, seolah saya berada disana, ditengah tengah riuhnya stadion, atau video 360 konser dj dengan musik jedag jedug, pada dasarnya saya kurang suka dengan aliran musiknya, namun dengan cardboard plus earphone saya bisa menikmatinya, hehe. Hingga saya menemukan istilah yang lekat dengan cardboard, yaitu virtual reality, atau VR, jadi kini keyword mencari aplikasi untuk cardboard makin banyak, dan yang saya temukan juga makin banyak, kalau ada kesempatan akan saya ulas aplikasi-aplikasi keren cardboard yang sudah saya coba.

Selamat mencoba je…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *