Kisah Remi dan Boni Tentang Musik Yang jahat

Remi terus mengomel. Mengomeli permainan gitar Boni yang menurutnya nyleneh dan sudah melenceng jauh dari yang semestinya. Boni sendiri dengan santai membela diri, berdalih bahwa ia hanya mencoba melakukan improvisasi.
”Improvisasi itu boleh-boleh saja Bon… tapi yang kau lakukan itu sama saja dengan mengubah lagu aslinya!”
”Lho, apa salahnya? Sekarang ini, yang namanya ’mengubah’ sesuatu itu kan sudah lumrah. Lagu rock bisa berubah jadi pop. Yang pop bisa jadi dangdut. Otomatis, yang rock juga bisa dong jadi dangdut!”
”Iya… tapi—”

Lihatlah bagaimana musik menjerumuskan dua mahluk tak berdosa itu dalam sebuah perang sengit bertajuk debat yang seolah tak akan pernah berakhir.
Jahat bukan?

Genre

Berawal dari sebuah pertanyaan tentang apa itu musik R n B, aku dan seorang teman (temanku yang lain lagi) pernah terlibat dalam diskusi panjang lebar kali tinggi tentang genre musik.
Sudah jelas bila ditinjau dari segi kesejarahan, singkatnya, R n B berarti Rhythm and Blues yang merupakan perpaduan dari musik Jazz, Gospel, dan Blues.
Beberapa kali melihat pertunjukan musik jazz, kami berkesimpulan musik ini mengutamakan eksplorasi skill yang diwujudkan dalam melodi yang mengalir melalui improvisasi. Sementara, lantaran bingung dengan penjabaran gospel yang notabene adalah kata untuk menyebut kitab dalam salah satu paham keagamaan, kami sederhanakan pangertian kata yang satu ini menjadi keyakinan. Sedangkan Blues sendiri pada awalnya muncul sebagai musik jalanan yang dibawa oleh orang-orang Afro-Amerika. Sepintas juga tentang lirik-lirik lagu Blues yang bercerita tentang ungkapan-ungkapan kehidupan masyarakat kelas bawah. Masyarakat tertindas.
Perpaduan tersebut pastilah terlahir karena alasan-alasan tertentu dan melahirkan berbagai implikasi pula. Yang paling jelas terlihat dalam hal ini adalah keterpengaruhan. Keterpengaruhan antara keadaan atau hal yang satu dengan keadaan atau hal yang lain. Keterpengaruhan yang melahirkan sesuatu. Sesuatu yang lalu mendapat pengaruh-pengaruh lain hingga melahirkan sesuatu yang lain lagi dan berbeda dari sebelumnya. Terbukti bahwa batasan tentang genre-genre musik yang ada saat ini telah begitu kabur. Masing-masing ingin menunjukkan ciri khasnya. Namun, masing-masing pun mengakui adanya keterpengaruhan antara satu sama lain.
Diskusi kami yang semalam suntuk itu harus berakhir dengan penerimaan bahwa definisi tentang musik R n B bisa menjelma jadi Rock and Blues, Rock n roll and Blues, Rock and Ballads, Rap and Blues, Rap and Ballads, dan masih banyak lagi.

Perpaduan dan Perubahan

Perdebatan Remi dan Boni tempo hari sebenarnya dimulai ketika Boni memainkan gitar dan melantunkan lagu Still Got The Blues-nya Gary Moore. Kuakui, permainan gitar Boni sejak intro memang berbeda dari Still Got The Blues yang biasa kudengar dari Gary Moore sendiri. Kecuali syairnya. Boni hanya mengemas syair yang telah ada dengan cengkok ala dirinya sendiri.
Masalahnya, Remi menganggap hal ini sebagai pelanggaran. Ia pun mulai menyerang Boni dengan kritikan dan sederetan argumen yang bersumber dari pengetahuannya tentang musik Blues, juga sebagai number one fans(jika boleh kusebut demikian untuk menggantikan kata cinta mati atau fanatik)-nya Gary Moore.
Remi tak rela jika lagu milik idolanya itu diruwat sedemikian rupa oleh Boni. Sementara Boni merasa tak ada yang salah dengan apa yang dilakukannya terhadap lagu itu. Boni merasa dirinya hanya berimprovisasi. Dan improvisasi—menurut Boni—itu bebas!
Sebagai orang yang duduk tak jauh dari meja mereka, aku, yang hanya bisa menonton dan mengamati peperangan mereka itu, mau tidak mau pun hanyut dalam pikiranku sendiri.
Melihat cara Boni bernyanyi dan main gitar, sepertinya ia begitu memahami lagu yang tengah dimainkannya. Mungkin karena terlalu menghayati, Boni lalu membebaskan lagu itu dari kekangan bentuk ”aslinya” dengan eksplorasi-eksplorasi melodi, nada, juga cengkok yang sebelumnya tak pernah terbayang bisa ada di lagu itu.
Spekulasi yang dilakukan Boni ini mengejutkan si Remi. Mungkin, Remi yang merasa mengerti betul tentang isi atau kandungan lagu itu beranggapan akan lebih baik jika Still Got The Blues tetap seperti adanya. Still Got The Blues-nya Gary Moore.
Adakah jalan keluar untuk perdebatan itu?
Entah.
Perdebatan Remi dan Boni itu berasal dari pendapat mereka yang berbeda satu sama lain. Perbedaan yang berpadu dan berubah menjadi debat.
Kalau saja mereka tahu bahwa perpaduan mereka itu telah membawa perubahan…
Suasana kafe yang tadinya sepi pun berubah. Setiap orang yang ada di situ—termasuk aku—pasti merasakannya. Ada atmosfer yeng seketika menjadi hangat. Ada kesunyian yang terpecah. Pencarian baru bagi telinga. Tambatan baru untuk mata.
Apa yang salah dengan itu?
Tidak ada.
Lagipula, ini hanya spekulasiku. Bisa saja aku salah tentang si Remi. Bisa juga aku pun salah tentang si Boni. Mungkin saja ada permasalahan lain yang memicu pedebatan mereka. Permasalahan yang mungkin telah ada sebelumnya. Namun aku tak tahu dan kurasa aku tak perlu mengetahuinya.
Aku hanya menangkap keadaan Remi dan Boni saat itu. Keadaan yang mungkin akan membuat siapa saja yang menangkapnya selain diriku juga akan bereaksi. Reaksi-reaksi yang—seperti diriku juga—mungkin hanya ada dalam kepala masing-masing.
Anggap saja aku hanya berimprovisasi.
Benar memang.
Apa salahnya?
Dan improvisasi—menurutku juga— itu bebas!

Rasa dan Bunyi

Mengenai perkataan temanku bahwa musik itu jahat, pernah ia ungkapkan maksud vonis ”jahat” itu sebenarnya karena musik itu mampu mengubah seseorang, atau sesuatu.
Jika definisi R n B dalam konteks musik itu sendiri bisa begitu banyak, apa lagi di luar musik. Ruh dan Badan, Raja dan Budak, Rumah dan Buku, Rem dan Ban, hingga Robin and Batman dan lain sebagainya. Banyak kata yang dapat tercipta dari bentuk singkat R n B. Meski demikian, saat mendengar kata itu, hal pertama yang melintas di benakku adalah musik.
Berapa banyak perdebatan tentang musik? Tentang genre musik? Berapa banyak yang merasa genre atau aliran musik yang disukainya lebih baik dari yang lain? Berapa banyak yang sekedar mengenal atau sekedar menikmati musik? Berapa banyak yang merasa benar-benar memahami musik?
Apakah R n B adalah sebuah genre musik yang ditemukan, atau tak lebih dari sekedar panamaan?

Musik hanyalah wadah. Hanya sebuah media. Media untuk menerjemahkan rasa. Rasa yang terlahir dari keadaan. Dari semua hal yang ada di luar diri kita. Semua hal yang kita hadapi. Semua hal yang merasuk ke dalam diri kita.
Rasa inilah yang lalu kita ceburkan dan alirkan dalam sebentuk bunyi-bunyian. Bunyi-bunyian inilah yang lalu dinamakan sebagai musik. Bunyi-bunyian yang mengalir secara harmonis dan selaras dengan apa yang kita rasakan. Bunyi-bunyian yang mengejawantahkan sebagian diri kita. Diri kita yang penuh rasa.

Surabaya, 20 Februari 2011

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *